TUGAS ILMU ALAMIAH DASAR
Nama : Sada Arih
Kelas : 1DA04
NPM : 49211159
1.
TEORI MENGENAI ALAM SEMESTA
Menurut
teori Big Bang
Segala sesuatu berawal dari ledakan satu titik
tunggal berkerapatan tak terhingga dan bervolume nol. Seiring dengan
berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang dan ruang yang memisahkan antara
benda-benda langit pun mengembang.
Melalui dua proyek besar pemetaan galaksi yang
dilakukan hingga kini, para ilmuwan telah membuat penemuan yang memberikan
dukungan sangat penting bagi teori “Big Bang”. Hasil penelitian tersebut
disampaikan pada pertemuan musim dingin American Astronomical Society.
Luasnya penyebaran galaksi-galaksi dinilai oleh
para astrofisikawan sebagai salah satu warisan terpenting dari tahap-tahap awal
alam semesta yang masih ada hingga saat ini. Oleh karenanya, adalah mungkin
untuk mengacu pada informasi tentang penyebaran dan letak galaksi-galaksi
sebagai “sebuah jendela yang membuka pengetahuan tentang sejarah alam semesta.”
Dalam penelitian mereka yang berlangsung beberapa
tahun, dua kelompok peneliti yang berbeda, yang terdiri dari ilmuwan Inggris,
Australia dan Amerika, berhasil membuat peta tiga dimensi dari sekitar 266.000
galaksi. Para ilmuwan tersebut membandingkan data tentang penyebaran galaksi
yang mereka kumpulkan dengan data dari Cosmic Background Radiation (Radiasi
Latar Alam Semesta) yang dipancarkan ke segenap penjuru alam semesta, dan
membuat penemuan penting berkenaan dengan asal usul galaksi-galaksi. Para
peneliti yang mengkaji data tersebut menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi
terbentuk pada materi yang terbentuk 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang,
di mana materi ini saling bertemu dan mengumpul, dan kemudian mendapatkan
bentuknya akibat pengaruh gaya gravitasi. Hal inipun menjadi bukti ilmiah yang
membenarkan kenyataan bahwa Allah yang telah menciptakan alam semesta dari
ketiadaan.
Dalam penelitiannya selama sepuluh tahun,
Observatorium Anglo-Australia di negara bagian New South Wales, Australia,
menentukan letak 221.000 galaksi di jagat raya dengan menggunakan teknik
pemetaan tiga dimensi. Pemetaan ini, yang dilakukan dengan bantuan teleskop
bergaris tengah 3,9 meter pada menara observatorium itu, hampir sepuluh kali
lebih besar dari penelitian serupa sebelumnya.(1) Di bawah pimpinan Dr. Matthew
Colless, kepala observatorium tersebut, kelompok ilmuwan ini pertama-tama
menentukan letak dan jarak antar-galaksi. Lalu mereka membuat model penyebaran
galaksi-galaksi dan mempelajari variasi-variasi teramat kecil dalam model ini
secara amat rinci. Para ilmuwan tersebut mengajukan hasil penelitian mereka
untuk diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical
Society.
Sumber : - Warta Bulanan Masyarakat Astronomi Kerajaan
: - www.wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar