Jumat, 12 Oktober 2012

BAB II. LINGKUNGAN BASIS DATA (SOFT SKILL)


II. LINGKUNGAN BASIS DATA

A.    ARSITEKTUR BASIS DATA

Tiga Tingkatan Arsitektur Database ANSI-SPARC

Ada 3 tingkat dalam arsitektur database yang bertujuan membedakan cara pandang pemakai terhadap database dan cara pembuatan database secara fisik.
3 tingkatan arsitektur database :
1.   Tingkat Eksternal (External Level)
      Tingkat eksternal merupakan cara pandang pemakai terhadap database. Pada tingkat ini menggambarkan bagian database yang relevan bagi seorang pemakai tertentu. Tingkat eksternal terdiri dari sejumlah cara pandang yang berbeda dari sebuah database. Masing-masing pemakai merepresentasikan dalam bentuk yang sudah dikenalnya. Cara pandang secara eksternal hanya terbatas pada entitas, atribut dan hubungan antar entitas (relationship) yang diperlukan saja.
      Contoh : view dari mahasiswa, view dari mata kuliah
2.   Tingkat Konseptual (Conseptual Level)
      Tingkat konseptual merupakan kumpulan cara pandang terhadap database. Pada tingkat ini menggambarkan data yang disimpan dalam database dan hubungan antara datanya.
Hal-hal yang digambarkan dalam tingkat konseptual adalah :
      - semua entitas beserta atribut dan hubungannya
      - batasan data
      - informasi semantik tentang data
      - keamanan dan integritas informasi
Semua cara pandang pada tingkat eksternal berupa data yang dibutuhkan oleh pemakai harus sudah tercakup di dalam tingkat konseptual atau dapat diturunkan dari data yang ada. Deskripsi data dari entitas pada tingkat ini hanya terdiri dari jenis data dan besarnya atribut tanpa memperhatikan besarnya penyimpanan dalam ukuran byte.
Contoh : entity, relationship, tipe data dan constraint.

3    Tingkat Internal (Internal Level)
      Tingkat internal merupakan perwujudan database dalam komputer. Pada tingkat ini menggambarkan bagaimana database disimpan secara fisik di dalam peralatan storage yang berkaitan erat dengan tempat penyimpanan/physical storage.
Tingkat internal memperhatikan hal-hal berikut ini :
-  alokasi ruang penyimpanan data dan indeks
-  deskripsi record untuk penyimpanan (dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen
      Contoh : organisasi file secaa sequential, raltive atau index sequential
-  penempatan record
-  pemampatan data dan teknik encryption


B.     DATA INDEPENDENCE

Data Independence

Tujuan utama dari 3 tingkat arsitektur adalah memelihara kemandirian data (data independence) yang berarti perubahan yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah tidak mempengaruhi tingkat yang lebih tinggi.
Ada 2 jenis data independence, yaitu
1.   Physical Data Independence
      bahwa internal schema dapat diubah oleh DBA tanpa menggangu conceptual schema. Dengan kata lain physical data independence menunjukkan kekebalan conceptual schema terhadap perubahan internal schema.
      Contoh :  - Menambah indeks tambahan
                       - Merubah penyimpanan data
                       - Merubah organisasi file dari sequential ke index sequential
2.   Logical Data Independence
      bahwa conceptual schema dapat diubah oleh DBA tanpa menggangu external schema. Dengan kata lain logical data independence menunjukkan kekebalan  external schema terhadap perubahan conceptual schema.
      Contoh :   - Menambah dan menghapus suatu tipe record
                       - Merubah format data
Prinsip data independence adalah salah satu hal yang harus diterapkan di dalam pengelolaan sistem basis data dengan alasan-alasan sbb :
1.   DBA dapat mengubah isi, lokasi, perwujudan dalam organisasi basis data tanpa mengganggu program-program aplikasi yang sudah ada.
2.   Pabrik/agen peralatan/software pengolahan data dapat memperkenalkan produk-produk baru tanpa mengganggu program-program aplikasi yang sudah ada.
3.   Untuk memindahkan perkembangan program-program aplikasi
4.   Memberikan fasilitas pengontrolan terpusat oleh DBA demi keamanan dan integritas data dengan memperhatikan perubahan-perubahan kebutuhan pengguna.


C.    DBMS

DBMS (Database Management Systems)
DBMS adalah  perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan database. Mempunyai fasilitas membuat, mengakses, memanipulasi dan memelihara basis data

BAHASA dalam DBMS
A.  Data Definision Language (DDL)
Hasil kompilasi dari   perintah DDL adalah satu set dari table yang disimpan dalam file khusus disebut data dictionary/directory.
B.  Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang memperbolehkan pemakai untuk akses atau memanipulasi data sebagai yang telah diorganisasikan sebelumnya dalam model data yang tepat
  Secara dasar ada dua tipe DML :
1.      Prosedural, yang membutuhkan pemakai untuk menspesifikasikan data apa yang dibutuhkan dan bagaimana untuk mendapatkannya contoh dbase III, foxbase
2.      Non prosedural, yang membutuhkan pemakai untuk menspesikasikan data apa yang dibutuhkan tanpa menspesifikasikan bagaimana untuk mendapatkannya. Contoh  SQL, QBE.

FUNGSI DBMS

1.    Data Definition, DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data
2.    Data Manipulation, DBMS harus dapat menangani permintaan dari pemakai untuk mengakses data
3.    Data Security & Integrity, DBMS harus dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA
4.    Data Recovery & Concurency, DBMS harus dapat menangani kegagalan – kegagalan pengaksesan database yang dapat disebabkan oleh sesalahan sistem, kerusakan disk, dsb
5.    Data Dictionary, DBMS harus menyediakan data dictionary.
6.    Performance, DBMS harus menangani unjuk kerja dari semua fungsi seefisien        mungkin

KOMPONEN DBMS

1.    Query Prosesor, komponen yang mengubah bentuk query kedalam instruksi kedalam database manager
2.    Database Manager, menerima query & menguji eksternal & konceptual untuk menentukan apakah record – record tersebut dibutuhkan untuk memenuhi permintaan kemudian database manager memanggil file manager untuk menyelesaikan permintaan
3.    File manager, memanipulasi penyimpanan file dan mengatur alokasi ruang penyimpanan disk
4.    DML Prosessor, modul yang mengubah perintah DML yang ditempelkan kedalam program aplikasi dalam bentuk fungsi-fungsi
5.    DDL compiler, merubah statement DDL menjadi kumpulan table atau file yang berisi data dictionary / meta data
6.    Dictionary manajer, mengatur akses dan memelihara data dictionary


  1. MODEL DATA
Model database adalah suatu konsep yang terintegrasi dalam menggambarkan hubungan (relationships) antar data dan batasan-batasan (constraint) data dalam suatu sistem database.
yaitu :
1.   Model Data Berbasis Objek
Model data berbasis objek menggunakan konsep entitas, atribut dan hubungan antar entitas. Beberapa jenis model data berbasis objek yang umum adalah :
- entity-relationship
- semantic
- functional
- object-oriented
2.   Model Data Berbasis Record
a. Model Database Hirarki (Hierarchical Database Model)
Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orangtua-anak
Contoh perangkat lunak dari model data hierarkhi adalah Information Management System (IMS) yang dikembangkan oleh IBM
b. Model Database Jaringan (Network Database Model)
Model data jaringan dikenal sebagai STRUKTUR PLEX. Pada dasarnya struktur jaringan ini merupakan perluasan dari struktur hirarki. Kalau pada struktur hirarki, setiap child hanya mempunyai satu parent. Sedangkan pada struktur jaringan, setiap child dapat mempunyai lebih dari satu parent.
Contoh dari model data jaringan adalah perangkat lunak IDMS (Integrated Database Management System) yang merupakan produk dari perusahaan perangkat lunak CULLINET yang bekerja pada mainframe IBM dengan sistem kerja DOS atau MVS. IDMS menggunakan sistem CODASYL atau DBTG. IDMS yang dikemukakan oleh DBTG terdiri atas 3 bahasa basis data yaitu skema DDL, sub skema DDL dan DML.
c. Model Database Relasi (Relational Database Model)
Model Relasional merupakan model yang paling sederhana sehingga mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna. Model ini menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua ( yang disebut relasi atau tabel ), dengan masing-masing relasi tersusun atas tupel atau baris dan atribut. DBMS yang bermodelkan relasional biasa disebut RDBMS (Relational Data Base Management System). Model database ini dikemukakan pertamakali oleh EF codd, seorang pakar basisdata. Model ini sering disebut juga dengan database relasi.

  1. DATA DICTIONARY

Data Dictionary

Data dictionary adalah tempat penyimpanan informasi yang menggambarkan data dalam basis data. Data dictionary biasa disebut juga dengan metadata atau data mengenai data. Modul pengontrol otorisasi menggunakan data dictionary untuk memeriksa apakah seorang pemakai perlu mempunyai wewenang.

Untuk mengerjakan pemeriksaan tersebut data dictionary menyimpan :
            nama-nama pemakai yang mempunyai wewenang untuk menggunakan DBMS
            nama-nama data item yang ada dalam basis data
            data item yang dapat diakses oleh pemakai dan jenis akses yang diijinkan, misalnya: insert, update, delete atau read

Sedangkan untuk memeriksa integritas data, data dictionary menyimpan :
            nama-nama data item dalam basis data
            jenis dan ukuran data item
            batasan untuk masing-masing data item
Sistem data dictionary dapat dibedakan atas sistem aktif dan pasif. Sistem aktif selalu konsisten dengan struktur basis data karena secara otomatis dikerjakan oleh sistem. Sebaliknya, sistem pasif tidak konsisten terhadap perubahan basis data yang dilakukan oleh pemakai.
  1. ARSITEKTUR DBMS MULTI USER

Arsitektur DBMS Multi User

Teleprocessing
Arsitektur tradisional untuk sistem multi user adalah teleprocessing, dimana satu komputer dengan sebuah CPU dan sejumlah terminal
Semua pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama. Terminal untuk pemakai berjenis 'dumb', yang tidak dapat berfungsi sendiri dan masing-masing dihubungkan ke komputer pusat. Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol komunikasi pada sistem operasi ke program aplikasi, yang bergantian menggunakan layanan DBMS.
• contoh  :  ATM mesin di bank-bank.
File-Server
Proses didistribusikan ke dalam jaringan sejenis LAN (Local Area Network).  File server mengendalikan file yang diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan pada masing-masing workstation tetapi tetap meminta file dari file server jika diperlukan
Client Server
Untuk mengatasi kelemahan arsitektur-arsitektur di atas maka dikembangkan arsitektur client-server. Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem.
Sesuai dengan namanya, ada sebuah pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada mesin yang sama.  Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam LAN dan client pada sisi yang lain.


SUMBER : MATERI LINGKUNGAN DATABASE BAB 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar