VII. STUDI KASUS ERD DAN NORMALISASI
Contoh Kasus
Di sebuah tempat penyewaan Video Compact Disk (VCD), masih
dilakukan pencatatan manual untuk Penyewaan dan pengembalian VCD oleh Penyewa.
Dalam kasus ini, akan dirancang sistem komputerisasi Penyewaan (saja) VCD
tersebut.
Analisis
1.
Pihak-pihak yang terkait :
a.
Penyewa;
b.
Pemilik
usaha;
c.
Petugas.
Petugas
berada di dalam sistem (yang menjalankan sistem), sehingga tidak perlu
digambarkan. Dari sini, terdapat 2 terminator, yaitu a dan b.
1.a.
Penyewa
Data
apa saja yang akan diberikan oleh Penyewa kepada sistem, dan data apa saja yang
diberikan sistem kepada penyewa ?. Analisis ini bertujuan untuk menentukan data
apa saja yang akan mengalir di alur data dari terminator Penyewa ke sistem
(proses), dan sebaliknya.
1.a.1. Penyewa Baru
Penyewa baru
(di kasus ini) harus membuat Kartu Anggota terlebih dulu. Pembuatan Kartu
Anggota tidak dipungut biaya tetapi si Penyewa harus menunjukkan identitas diri
(contoh : KTP).
Petugas
akan mencatat identitas Penyewa, membuatkan Kartu Anggota, dan bersama
dengan KTP tersebut diserahkan kembali ke Penyewa.
Proses
manual bahwa KTP tersebut dikembalikan ke Penyewa tidak harus digambarkan di
dalam arus data.
1.a.2.
Prosedur Penyewaan oleh Penyewa
Penyewa
yang akan meminjam film dipersilakan mencari sendiri filmnya, namun, bila
mereka enggan mencarinya (tidak ketemu), mereka dapat langsung bertanya ke
petugas. Petugas akan mengecek data film yang dicari dan akan dipinjam tersebut
ke file di komputer. Hasil pengecekan
itu diinformasikan kepada Penyewa.
Bila
film dicari ada dan mereka mau meminjamnya, maka si Penyewa harus
menyerahkan Kartu Anggotanya (di lapangan, bisa saja hanya dengan
menyebutkan identitasnya saja), dan uang sewanya.
Adakalanya,
petugas yang tidak yakin akan keanggotaan si Penyewa, dia melakukan cek
keanggotaan ke file komputer. Bila
ternyata data keanggotaannya tidak ada, maka si Petugas akan melakukan
penolakan (pembatalan transaksi).
Bila
benar anggota, maka Petugas akan mencatat data film yang dipinjam si Penyewa tersebut (transaksi) dan akan
menyerahkan kembali Kartu Anggota dan film yang akan dipinjam tersebut ke
Penyewa.
[Film
| Informasi Penolakan] bisa ditulis : Film, Informasi Penolakan.
1.b. Pemilik Usaha (disingkat dengan Pemilik).
Apa
saja data yang dibutuhkan oleh pemilik atas sistem, dan data apa saja yang
diberikan oleh pemilik kepada sistem, perlu di analisis. Analisis ini akan
menghasilkan alur data apa saja yang mengalir dari Terminator ke sistem dan sebaliknya.
Pada
kasus ini, dicontohkan bahwa Pemilik hanya butuh laporan keuangan
harian.
“Aplikasi
Peminjaman” yang tergambar di atas bisa saja ditulis secara detil, misalkan
Bukti Keanggotaan, Uang Sewa, dan Daftar Film yang akan Disewa. “Identitas”
boleh saja ditulis [KTP|SIM].
Sekali
lagi, yang mengalir adalah data yang akan mempegaruhi proses komputerisasi,
sedangkan untuk proses manualnya tidak perlu digambarkan. Misalkan, sewaktu
akan meminjam film, Penyewa menyerahkan Kartu Anggota dan sewaktu menerima
film, Kartu Anggota tersebut dikembalikan. Hal itu tidak perlu digambarkan.
2.
Pembuatan Diagram Nol (Level 1)
Diagram
Nol adalah pengembangan proses yang lebih mendetil dari proses (sistem) yang
ada di konteksnya. Jadi, jumlah terminator dan alur data yang masuk dan keluar
dari terminator harus tetap.
2.1.
Proses Pembuatan Kartu Anggota
Lihat
poin 1.a.1. di atas. Gambar DFD-nya :
Gambar
7. Penggalan Diagram Nol
2.2.
Proses Penyewaan VCD
Lihat
poin 1.a.2. di atas. DFD-nya akan digambarkan sebagai :
Gambar
8. Penggalan Diagram Nol
2.3.
Proses Permintaan Informasi Keberadaan Film
Gambar 9. Penggalan
Diagram Nol
2.4.
Gambar DFD Zero (level 1) Lengkapnya
Gambar
10. DFD Level 1 Kasus di Atas
Beberapa catatan tambahan :
(1)
Pembuatan
rancangan DFD harus sesuai dengan prosedur yang berlaku di tempat penelitian
(jadi harus ada pembahasan mengenai prosedur yang berlaku, dan prosedur
tersebut bukan penguji yang menentukan);
(2)
Penggambaran
DFD hendaknya dibuat sebaik mungkin (mudah ditelusuri, dan tidak rumit,
misalkan dengan tidak adanya alur data yang bersilangan).
(3)
Bila
akan terjadi persilangan alur di penyimpan data, maka penyimpan data tersebut
dapat digambar kembali dan diberi tanda ‘*’ yang menandakan bahwa penyimpan
data tersebut sama dengan nama penyimpan data sebelumnya (copy).
(4)
Tanda
‘*’ di nomor proses berarti proses tersebut tidak perlu didetilkan lagi.
3.
Pembuatan
Diagram Detil (level 2)
Diagram
detil perlu digambarkan bila masih ada suatu proses yang bisa dirinci lebih
lanjut. Di sini dimisalkan penggambaran dari proses 1.0 (Pembuatan Kartu
Anggota).
Gambar
11. Diagram 1.0 Level 2
Gambar
12. Diagram 2.0 Level 2
Gambar
16. ERD dari Kasus di Atas
Belum normalisasi :
Hasil proses normalisasi bentuk pertama
:
Proses normalisasi bentuk kedua :
Hasil proses normalisasi bentuk kedua :
Gambar
19. Hasil Normalisasi Data Tingkat kedua
Hasil proses normalisasi bentuk ketiga
:
Atribut
‘Kota’ di entitas Penyewa tergantung transitif kepada ‘Kd_Pos’. Karenanya, atribut
‘Kota’ dijadikan file sendiri dengan
kunci atribut ‘Kd_Pos’.
Gambar
20. Hasil Normalisasi Data Tingkat Ketiga
Contoh
bila dalam bahasa pemrograman dBase :
1.
Nama
File : PENYEWA.DBF
Nama Field
|
Jenis Field
|
Panjang
|
Index
|
NO_ANG
|
Characters
|
6
|
Y
|
NAMA
|
Characters
|
20
|
|
JALAN
|
Characters
|
15
|
|
NO_RUMAH
|
Characters
|
5
|
|
RT_RW
|
Characters
|
8
|
|
Kd_Pos
|
Characters
|
5
|
2.
Nama File : PINJAM.DBF
Nama Field
|
Jenis Field
|
Panjang
|
Index
|
NO_KWIT
|
Characters
|
6
|
Y
|
NO_ANG
|
Characters
|
6
|
|
KD_FILM
|
Characters
|
6
|
|
TGL_PINJ
|
Characters
|
10
|
|
TGL_KEMB
|
Characters
|
10
|
|
JML_FILM
|
Numeric
|
2
|
|
JML_BYR
|
Numeric
|
6
|
|
JML_DEN
|
Numeric
|
6
|
|
TGL_BYR
|
Characters
|
10
|
|
TGL_DEN
|
Characters
|
10
|
3.
Nama File : FILM.DBF
Nama Field
|
Jenis Field
|
Panjang
|
Index
|
KD_FILM
|
Characters
|
6
|
Y
|
JUD_FILM
|
Characters
|
20
|
|
STOCK
|
Numeric
|
2
|
|
JNS_FILM
|
Characters
|
15
|
|
HRG_SEWA
|
Numeric
|
5
|
4.
Nama File : KOTA.DBF
Nama Field
|
Jenis Field
|
Panjang
|
Index
|
KD_POS
|
Characters
|
5
|
Y
|
KOTA
|
Characters
|
15
|
SUMBER
: Catatan Perancangan Sistem, Bambang Wahyudi, SKom., MMSI