KETAHANAN NASIONAL BANGSA
INDONESIA
A. PEMAHAMAN AWAL
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi
dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan
untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun
luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
Ide
Nasionalisme yaitu membangun satu bangsa yg kuat dan bersatu dicetuskan oleh
Bung Karno, Presiden RI Pertama.Patriotisme adalah kecintaan kepada Bangsa dan
Negara Indonesia,melintasi kecintaan pada suku-suku bangsa. Pembentukan Jong
Java, Jong Sulawesi, dan Jong-Jong lain pada saat itu hanyalah sebuah upaya
agar bisa terjadi dialog dan diskusi antar pemuda-pemuda harapan bangsa,
menyamakan persepsi untuk membentuk Negara Kesatuan RI. Ketahanan adalah
pertahanan dalam arti luas, termasuk non-militer,termasuk didalamnya ketahanan
SDM, ketahanan kesehatan (terhadap penyakit flu burung, dll), ketahanan
terhadap persaingan bisnis(internasional), ketahanan terhadap serbuan teknologi
asing, dll.
Ketahanan Nasional akan menumbuhkan
Resilence, kemampuan Bangsa ini untuk Bangkit kembali, setelah diterpa oleh
badai Krisis Moneter 1997, tepat 10-tahun yang lalu. Anhar Gonggong, Dosen
Politik UI memberikan gagasan,bahwa bangsaIndonesia selama 3-abad tidak mampu
melepaskan diri dari belenggupenjajahan dengan kekuatan fisik. Namun dengan
upaya yang memanfaatkankekuatan Otak, mampu memerdekakan diri dari penjajahan
Belanda dalam kurun waktu hanya 3-dekade. Ini dimulai oleh para pemikir muda Indonesia
pada 20 Oktober 1928 yang lalu, dipimpin oleh Sukarno, Hatta, Syahrir, dan
kawan-kawan pemuda lainnya.
Saya sangat mendukung gagasan Pak
Anhar Gonggong untuk menggunakan kemampuan berpikir bangsa Indonesia dalam
melepaskan diri dari penjajahan modern masa kini, yaitu:
-penjajahan ekonomi, ketergantungan
Indonesia pada negara-negara besar, IMF, dll
-penjajahan politik, mengekor pada
politik negara-negara besar
-penjajahan informasi,
menyebarluaskan berbagai budaya, informasi yang meng-kerdilkan bangsa ini.
Contohnya, gencarnya informasi
melalui media-media lokal, internasional dan antek-antek asing untuk
menjelekkan citra Indonesia dimata Internasional, sehingga negeri ini dapat
embargo ekonomi dan politik.
Contoh Informasi yang menyesatkan
yang paling sering di-quote oleh media, terutama Harian Kompas, adalah:
- Indonesia adalah negara pembajak
software terbesar ke-3, padahal tidak pernah ada survey terbuka atau cara
menghitungnya berdasarkan kriteria yang jelas yang pernah dipublisir. Sebaliknya,
informasi yang diberikan secara terbuka, yaitu bahwa berdasarkan sebuah survey
resmi instansi Pemerintah, hanya menghasilkan tingkat pembajakan software di
Instansi-Instansi Pemerintahan sebesar 37%, sisanya 36% pakai software
berlisensi Corporate, 23%pakai software berlisensi Individual, dan 4% pakai
software bukan bajakan yang diperoleh dengan cara lain (misalnya, sample atau
trial software). Informasi ini tidak pernah di-quote oleh media-media
Indonesia, karena mereka tidak suka dengan berita baik tentang negeri ini(pegangan
mereka, BAD news is GOOD news). Mungkin juga mereka membawa misi tertentu, dari
vendor asing atau negara asing, untuk meng-kerdilkan Indonesia dan memajukan
bisnis asing mereka. Informasi lain yg disebar-luaskan media yang mengakibatkan
Indonesia gagal terpilih sebagai Anggota Dewan ICAO (International Civil Aviation
Authority) adalah tentang keamanan penerbangan di Indonesia. Dampak lainnya
adalah dilarangnya Penerbangan Indonesia mendarat diEropa yg berdampak pada
kerugian maskapai-maskapai penerbangan Indonesia. Informasi lain yang mulai
dihembus-hembuskan akhir-akhir ini adalah bahwa Indonesia adalah negeri
penghasil emisi CO2 terbesar KETIGA di Dunia, setelah USA dan Cina. Bagaimana
cara menghitungnya??? Indonesia hanyalah negeri yang baru saja memasuki tahap
Industrialisasi, dan produksinya tidak
lebih dari 1-2% produksi dunia! Pasti ini adakaitannya dengan politik dagang
negeri asing, dengan tujuan untuk meng-embargo produk-produk Indonesia.
Pada kesempatan ini saya ingin
menghimbau para media Nasional yang masih punya rasa Nasionalisme dan
Patriotisme untuk melawan serangan informasi negara-negara asing, yang pasti
untuk menjatuhkan citra Indonesia, menolak produk-produk Indonesia dan
memblokir transaksi perdaganagn fisik dan elektronik dari Indonesia. Dengan
semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, marilah kita galang persatuan dan
kesatuan, tingkatkan Nasionalisme dan Patriotisme kita masing-masing, dan
lawanlah serangan informasi-informasi yang memojokkan Bangsa dan Negara
INDONESIA.
Janganlah
kita menjual negeri ini untuk sekadar keuntungan kecil finansial dengan mengorbankan
kepentingan Nasional yang jauh lebih besar!
Semoga
Indonesia makin maju, makin jaya, makin makmur dan sejahtera bagi mayoritas rakyat Indonesia.
B. INDIKATOR KETAHANAN
NASIONAL
Bangsa Indonesia dikatakan sudah memiliki
Ketahanan Nasional yang baik, saat dapat mengubah kelemahan-kelemahan yang ada
menjadi sebuah peluang serta dapat memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang ada
untuk mengatasi ancaman yang timbul baik dari dalam maupun dari luar. Hal ini
dapat dibuktikan dengan terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional bangsa
Indonesia, yaitu
Ø Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ø Memajukan kesejahteraan umum
Ø Melindungi segenap tumpah darah Indonesia
C. INTERAKSI ANTARA
INDIKATOR DALAM KETAHANAN NASIONAL
1. Aspek Ideologi dengan Aspek Politik
Bangsa Indonesia yang berlandaskan
ideologi Pancasila, memberikan kebebasan kepada seluruh warga negaranya untuk
mendapatkan hak berpolitik yaitu dipilih dan memilih dalam pemilihan kepala
daerah atau kepala negara.
2. Aspek Ideologi dengan Aspek Ekonomi
Dengan adanya Pancasila sebagai ideologi
bangsa Indonesia, maka berkembanglah paham Ekonomi Kerakyatan yang merupakan
hasil pembauran dari nilai-nilai yang terkandung didalam Ekonomi Liberal dan
Ekonomi Sosialis.
3. Aspek Ideologi dengan Aspek Sosial Budaya
Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia, memiliki semboyan BHINNEKA TUNGGAL IKA yang merupakan kristalisasi
dari nilai-nilai sosial budaya yang tumbuh dan berkembang didalam kemajemukan
bangsa Indonesia.
4. Aspek Ideologi dan Aspek Hankam
Diatur dan ditetapkannya salah satu
kewajiban warga negara Indonesia dalam pertahanan dan keamanan sesuai dengan
yang tercantum pada Pasal 30 UUD 1945 Amandemen Ke-empat.
5. Aspek Politik dengan Aspek Aspek Ekonomi
Bangsa Indonesia yang menganut paham
politik bebas dan aktif, telah memberikan kesempatan yang besar kepada dunia
Internasional untuk berperan aktif dalam
perkembangan perekonomian, dengan membuka diri melalui pencanangan “ Indonesia
Menyonsong AFTA 2010 dan Globalisasi 2015 “.
6. Aspek Politik dengan Aspek Sosial Budaya
Jika dalam suatu proses pengambilan
keputusan mengalami suatu deadlock / penangguhan
sementara karena belum tercapainya kata sepakat, maka sesuai tradisi bangsa
Indonesia dilakukanlah “ Musyawarah untuk Mufakat “.
7. Aspek Politik dengan Aspek Hankam
Mewujudkan perdamaian dunia dengan
mengirimkan Pasukan Garuda sebagai Pasukan Perdamaian PBB kedaerah rawan
konflik.
8. Aspek Ekonomi dengan Aspek Sosial Budaya
Tumbuh dan berkembangnya koperasi sebagai
unit-unit usaha kecil dan menengah ditengah masyarakat ekonomi yang berbasis
kerakyatan.
9. Aspek Ekonomi dengan Aspek Hankam
Dengan adanya kegiatan perekonomian yang
berbasis kerakyatan, sangat diharapkan dapat menciptakan stabilitas ekonomi
yang pada akhirnya akan mewujudkan Stabilitas Nasional.
10. Aspek Sosial Budaya dengan Aspek Hankam
Nilai-nilai moral yang terkandung didalam
setiap kehidupan masyarakat Indonesia yang tumbuh dan berkembang dari sebuah
kebudayaan, sangat diharapkan dapat menjadi alat pemersatu bangsa yang majemuk
ini.
Sumber :
Paper KWN, Octovianus Matius .2010
.Universitas Diponegoro
Lemhannas. Pendidikan
Kewarganegaraan. 2005. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama